Tomohon Kota Bunga Yang Sangat Mempesona

Tomohon Kota Bunga Yang Sangat Mempesona

Tomohon adalah sebuah daerah yang dijadikan bukit resor dan dikenal sebagai kota bunga, lokasinya berada di timur kota Manado, sekitar 24 km jaraknya. Pemandangannya terbilang asri, ada banyak rumah makan juga penginapan yang memadai untuk wisatawan yang singgah ke kawasan ini. Kondisi iklimnya sejuk dengan karakter tanah yang cenderung subur membuat daerah ini menjadi kota penghasil bunga dan sayuran yang berkualitas, namun yang paling terkenal memang hasil bunga-bungaannya, apalagi bila anda berkunjung saat musim bunga tiba, mata anda akan dimanjakan oleh hamparan bunga-bunga indah yang cantik.

Tanaman bunga juga tumbuh subur di pekarangan rumah-rumah penduduk, sempatkan pula berkunjung ketika event Festival bunga tahunan Tomohon sedang berlangsung sekitar bulan Juni / Juli setiap tahunnya, menyaksikan aneka perlombaan bunga hias serta parade bunga di jalanan kota yang diramaikan peserta dari 94 kota ini akan menjadi sebuah pengalaman menarik yang sayang untuk dilewatkan. Di bulan lain, anda bisa berkunjung dari bulan Desember – April.

Untuk mengunjungi kawasan kota bunga Tomohon lebih baik jika anda menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa mobil, kondisi jalan curam dan berliku sebaiknya anda berkendara dengan hati-hati apalagi bila musim penghujan. Ketika musim berbunga tiba, anda akan melihat hamparan bunga bermekaran di kaki bukit seperti sebuah permadani cantik, apalagi suasana pagi hari saat matahari baru terbit, wah..luar biasa mempesonanya.

Kemudian lanjutkan kegiatan anda dnegan berjalan kaki menyusuri jalanan kota Tomohon yang penuh toko-toko bunga yang menjual aneka jenis bunga indah yang tentu saja bisa anda miliki dan bawa pulang. Ada banyak penginapan yang akan jadi tempat berisitirahat di kota bunga ini, beberapa penginapan yang bisa anda pilih misanya Tambulinas, Indraloka, Lokon Resting Resort, Tomohon Guest House dan masih banyak lainnya.

Google Map Location:

Malalayang Beach Walk

Malalayang Beach Walk

Pesona keindahan Kota Manado terus bermekaran. Banyak perubahan strategis mewarnai setiap sisi Kota Tinutuan ini. Salah satunya wilayah Pantai Malalayang yang kini menjadi pusat perhatian baik masyarakat Kota Manado bahkan dari luar Manado.

Betapa tidak, wilayah Pantai Malalayang yang awalnya biasa saja, berubah menjadi salah satu destinasi wisata yang kece serta estetik. Dibranding dengan nama Malalayang Beach Walk (MBW) Pemerintah Kota Manado dalam hal ini Wali Kota Manado Andrei Angouw dan Wakil Wali Kota dr. Richard Sualang (AA-RS) menjadikan MBW lokasi wisata yang viral dan digadang menjadi Icon Kota Manado kedepan.

MBW sendiri menyajikan tempat bersantai dengan nuansa estetik yang cocok dengan kaum milenial dan untuk keluarga. Pengunjung dapat menikmati indahnya pemandangan alam berupa pantai teluk manado. Tidak hanya itu, pemandangan matahari terbenam atau sunset, sangat indah dipandang dari MBW. Hal itu ditunjang dengan sarana prasarana yang dibangun Pemkot Manado di MBW. Mulai dari taman bermain bagi anak-anak, bangunan untuk melihat pantai dari ketinggian, serta sejumlah toilet umum yang bersih bagi pengunjung.

Semua itu disajihkan gratis bagi masyarakat pengunjung. Di MBW juga pengunjung dapat membeli berbagai kuliner yang sudah disediakan. Hal itu tentunya menambah nilai plus bagi pengunjung yang hendak berwisata pemandangan pantai di MBW.

Di MBW sendiri sejak dibuka untuk umum, sudah langsung digelar festival berskala nasional, yaitu Manado Underwater Festival (MUF) 2022. Kegiatan tersebut digelar dalam rangka Kejuaraan Selam Nasional. Selain itu juga, MUF 2022 digelar sebagai salah satu promosi Pariwisata di Kota Manado.

Hal itu terbukti sukses meramaikan MBW sebagai lokasi baru tujuan wisata bagi warga Kota Manado dan sekitarnya. Dengan ramaihnya MBW, Wali Kota Manado Andrei Angouw dalam setiap kesempatan terus mengingatkan pengunjung MBW untuk bersama-sama turut menjaga dan merawat Malalayang Beach Walk. Tentunya dengan menaati peraturan yang sudah diterapkan dalam MBW, seperti dilarang membuang sampah sembarangan serta mencoret atau merusak sarana prasara yang ada. “Mari torang sama-sama jaga, karena ini torang samua punya,” imbau Wali Kota.

Google Map Location:

Boulevard B On B, Kawasan Bisnis Tersibuk Di Kota Manado

Boulevard B On B, Kawasan Bisnis Tersibuk Di Kota Manado

Boulevard, adalah nama pusat perdagangan, dibangun di atas lahan hasil reklamasi. Direklamasi oleh 6 pengembang (developer), yang dimulai pada tahun 1995. Panjangnya 4,3 km dengan luas 67 Ha. Mirip kawasan reklamasi Orchard Road di Singapura. Nama yang sebenarnya adalah jalan Pierre Tendean, namun masyarakat menyebutnya Boulevard.

Sejak kehadiran Boulevard, aktivitas masyarakat yang sebelumnya terkonsentrasi di bendar atau pusat kota (eks pasar 45 dan sekitarnya) beralih ke kawasan yang ramai dan padat pengunjung ini. Pemerintah menamainya kawasan B on B (Boulevard on Business). Kawasan ini tidak hanya menjadi pusat perdagangan tersibuk, tapi juga menjadi salah satu eksotisme yang menarik untuk menyaksikan kekhasan sunset menuju peraduannya, menikmati romantisme keindahan birunya laut, dan menghirup udara malam yang semilir segar.

 

Menjelang sore hari ketika berada di Boulevard, suasana sejuk dan menyenangkan sulit diuraikan dengan kata-kata. Warna-warni awan di kaki langit menjelang sore hari, dan ombak kecil berbuih lalu memecah di tengah laut sungguh mengundang decak kagum. Mata seakan tak berkedip menyaksikan keindahan gunung Manado Tua dengan ketinggian 750 meter yang berdiri kokoh di tengah laut; dan terpana menyaksikan pesona pulau Bunaken dan Siladen dengan ketinggian 200 meter, yang tampak bergelombang menuju puncak ketinggiannya.

 

Ke arah darat, mata akan disugukan barisan bukit hijau yang tampak seperti memagari kota Manado.Boulevard merupakan pusat perkembangan kota Manado yang modern. Lokasinya yang strategis menjadi magnet bagi para pelaku bisnis (businessman). Sejak pukul 09.00 sampai malam hari dipadati orang-orang berbelanja maupun yang hanya sekedar menghirup udara segar melepaskan kepenatan tubuh.

Boulevard tidak hanya menjadi objek wisata belanja, tapi juga menjadi lokasi yang menyajikan aneka ragam kuliner, dan merupakan tempat yang ideal untuk menyaksikan keindahan kota Manado pada malam hari. Kawasan Boulevard juga dihiasi dengan sejumlah hotel berbintang, kafe, restoran, toko dan ruko dengan jumlah yang tak terhidung.Pada momen-momen tertentu, sejumlah ruas jalan di kawasan yang menjadi landmark kota Manado ini digunakan untuk kegiatan hiburan masyarakat seperti konser dan pertunjukkan musik.

Pada setiap hari Sabtu, ruas jalan dikawasan berview laut ini dikhususkan untuk kegiatan olah raga seperti joging, jalan kaki, senam dan bersepeda ria.Pada hari Minggu, kawasan belanja yang dipadati pengunjung dari kabupaten/kota se-Sulut dan provinsi terdekat ini berubah lengang. Pusat perbelanjaan, toko, café, rumah kopi dan restoran sekitar 90 persen lebih menghentikan aktivitas bisnisnya. Pada umumnya pemilik dan karyawan melakukan aktivitas kerohanian di rumah ibadah dan yang lainnya melakukan kegiatan weekend.

Kampung Arab, Sejarah Awal Islam di Manado

Kampung Arab, Sejarah Awal Islam di Manado

Kampung Arab Kampung Arab

Perkembangan Islam di Manado awalnya berasal dari saudagar dan ulama asal Yaman.

Di Manado, Sulawesi Utara, kantong-kantong umat Islam terutama terletak di Kampung Arab, Kampung Islam, Kampung Ketang Baru, dan Kampung Ternate Baru. Namun, yang paling ramai adalah Kampung Arab, Kelurahan Istiqlal.

“Bicara perkembangan Islam di Manado, awalnya berkembang dari Kampung Arab. Para penganjur Islam tersebut adalah saudagar dan ulama asal Yaman (Hadramaut). Mereka datang ke Manado tahun 1800-an untuk berdagang sekaligus berdakwah,” ujar mantan Ketua Al Irsyad Wilayah Sulawesi Utara Abdul Azis Wakid kepada Republika.

Kampung Arab merupakan mercu suar Islam di Manado. Di kampung ini, aktivitas umat Islam sangat semarak. Pusat kegiatan itu adalah Masjid Istiqlal, yang berada di tengah-tengah Kampung Arab.

“Setiap hari, masjid ini dipakai untuk sholat berjamaah lima waktu, dari subuh sampai isya,” ujar Ustadz Taha bin Muhammad Bahmid, imam Masjid Istiqlal, saat berbincang.

Ditinjau dari luas wilayah, Kampung Arab relatif kecil. Luasnya hanya 9,2 hektare. “Kampung Arab merupakan kelurahan yang paling kecil di kota Manado, tapi paling besar gaung Islamnya. Masjid Istiqlal merupakan masjid yang paling makmur di Manado,” kata Taha yang didampingi imam lainnya, Haji Ali Assegaf.

Taha menyebutkan, Kampung Arab dihuni sekitar 400 kepala keluarga (KK). Jumlah penduduknya sekitar 3.000 orang. Meskipun namanya Kampung Arab, tidak semuanya merupakan orang-orang keturunan Hadramaut (Arab). Ada juga sebagian orang keturunan non-Arab yang kini tinggal di kelurahan tersebut.

“Saat ini hanya 70 persen orang keturunan Arab yang mendiami Kelurahan Istiqlal,” ujarnya.

Kampung Arab telah melahirkan orang-orang besar dalam pergerakan Islam di Sulawesi Utara (Sulut). “Pimpinan-pimpinan Masyumi, NU, Muhammadiyah di Sulut umumnya berasal dari Kampung Arab,” ujar Taha yang merupakan generasi ketiga saudagar dan ulama asal Hadramaut di Manado.

Ali Assegaf mengatakan, pusat kegiatan umat Islam di Kelurahan Istiqlal berada di Masjid Istiqlal (dulu disebut Masjid Masyhur). “Masjid Masyhur adalah masjid terindah di Manado, bahkan terindah di Indonesia Bagian Timur. Masjid itu dibangun dengan swadaya masyarakat” katanya.

Masjid tersebut, kata dia, berdiri sekitar tahun 1880. Renovasi terakhir tahun 1988, masjid tersebut dibongkar total. “Menurut riwayat, awalnya luas masjid tersebut 16 meter persegi, sekarang menjadi empat lantai dengan kapasitas 2.000 orang,” ujarnya.

Masjid Istiqlal diresmikan Wapres Try Sutrisno pada 1992. Selain merupakan masjid yang paling semarak kegiatan Islamnya, Masjid Istiqlal bertambah harum karena pernah disinggahi banyak sekali tokoh besar.

“Buya Hamka, Kasman Singodimedjo, Muhammad Room, Muhammad Natsir, Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra, Salim Al Jufri, Zainuddin MZ, pernah sholat di Masjid Istiqlal,” ungkap Ali Assegaff.

Kepedulian warga Kampung Arab terhadap umat Islam di Manado sangat besar. Mereka selalu berusaha menolong saudara-saudaranya seagama yang membutuhkan. Untuk itu, mereka antara lain membentuk Yayasan Amal Masjid Istiqlal Manado (YAMIM). Yayasan tersebut bergerak di bidang sosial dan ekonomi. Salah satunya adalah usaha mobil ambulans yang ditujukan membantu warga Muslim Manado yang membutuhkan.

Suasana Islam di Manado makin terasa kental pada hari raya Idul Fitri. Pada hari kedua ada tradisi yang namanya iwad. “Ini merupakan silaturahim langsung masyarakat door to door. Tidak pandang bulu, siapa pun dia, pokoknya 400 rumah harus dimasuki. Acara tersebut berlangsung dari pukul 07.00 sampai pukul 14.00. Tradisi ini hanya ada di Kampung Arab,” ujar Taha.

Source Republica

Jembatan Soekarno Manado, Salah satu tempat nongkrong di Manado

Jembatan Soekarno Manado, Salah satu tempat nongkrong di Manado

Jembatan Soekarno

Indonesia termasuk salah satu negara yang cukup unik, karena setiap daerahnya memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya. Di Manado misalnya, disini pengunjung bisa menemukan Jembatan Soekarno yang banyak dikunjungi wisatawan. Bukan sembarang jembatan, sebab disini pengunjung bisa melakukan sejumlah aktivitas seru. Berikut ulasannya.

Pada bulan Mei tahun 2015 lalu, kota Manado resmi memiliki sebuah ikon baru yang diberi nama Jembatan Soekarno atau biasa disebut Soekarno Bridge. Jembatan yang diresmikan langsung oleh presiden ke 7 Indonesia ini sedikit berbeda dengan jembatan penyeberangan pada umumnya, karena dalam pembangunannya sendiri menorehkan cerita sejarah panjang.

Sebelum dijadikan sebagai destinasi wisata seperti sekarang, ternyata dulunya proses pembangunannya sendiri pernah terbengkalai selama kurang lebih 12 tahun lamanya. Salah satu faktor penghambat pengerjaan jembatan gagah tersebut, yaitu pembangunannya memerlukan penanganan khusus mengingat kontur tanahnya yang unik dibandingkan wilayah lainnya.

Meski sempat terbengkalai hingga belasan tahun lamanya, pihak kontraktor bernama PT. Hutama Karya yang secara khusus menanganinya tidak ingin menyerah begitu saja. Tidak kehabisan akal, mereka kemudian melakukan penguatan dengan menambahkan sejumlah pondasi serta tambahan kabel penyangga. Hal ini dilakukan agar jembatan tetap gagah hingga puluhan tahun lamanya.

Tingkat kesulitan yang cukup tinggi dan membutuhkan pertimbangan matang, tentu saja Pemerintah harus mengeluarkan dana lebih untuk bisa membangunnya. Tidak tanggung tanggung, bahkan Pemerintah memperkirakan jumlah anggaran yang harus dikeluarkan mencapai 300 miliar rupiah. Aliran dananya sendiri sudah dilakukan sejak awal proyek dilakukan pada tahun 2003 lalu.

Dengan kata lain, pembangunan jembatan ini bahkan sudah dilakukan saat ibu Megawati Soekarnoputri yang saat itu masih menjabat sebagai presiden Indonesia. Menyadari tingginya anggaran yang harus dikeluarkan, Pemerintah menekan kontrak tahunan dan kontak tahun jamak dengan menggunakan dana yang terkumpul dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara.

Sebenarnya proses pembangunan jembatan dengan total panjang mencapai 1.127 meter ini, berawal dari sebuah ide hasil prakarsa yang dilakukan oleh Gubernur E.E Mangindaan beserta dengan Ir. Lucky H. Korah selaku Walikota Manado saat itu. Ternyata ide tersebut merupakan bagian dari pelengkap grand design pariwisata bagi kota Manado.

 

Jembatan Soekarno Manado Google Map Location:

 

Taman Kesatuan Bangsa Manado

Taman Kesatuan Bangsa Manado

Taman Kesatuan Bangsa Manado adalah sebuah taman kota serbaguna yang lokasinya berada di pusat Kota Manado, di kawasan yang sebelumnya dikenal dengan nama Pasar ’45. Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut diresmikan pada 1987, dan di dalamnya terdapat taman, Teater Terbuka, Monumen Dotu Lolong Lasut, dan Pusat Informasi Wisata Manado.

Suasana yang cukup panas di Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut ini sedikit tertolong dengan adanya beberapa pepohonan yang cukup rindang di sebagian tepi taman yang oleh penduduk setempat lebih dikenal dengan nama populer TKB (Taman Kesatuan Bangsa).

Lokasi taman sekitar 100 meter dari Tugu Peringatan Pendaratan Batalyon Worang yang ada di pertigaan Jl Sam Ratulangi, atau sekitar 440 meter dari bibir pantai terdekat. Warung-warung kopi sepertinya mudah ditemui di sisi barat taman ini, namun saya tak sempat mampir ke salah satu warungnya.

Pemandangan di salah satu bagian Taman Kesatuan Bangsa Dotu Lolong Lasut Manado, dengan Patung Dotu Lolong Lasut berdiri di tengah-tengah area taman, ada lambang salib dalam ukuran besar berwarna biru, serta Bangunan Pusat Informasi Wisata di latar belakang.

 

Google Map Location:

Klenteng Ban Hing Kiong, kelenteng Tertua di Manado

Klenteng Ban Hing Kiong, kelenteng Tertua di Manado

Klenteng Ban Hin Kiong (Tionghoa: 萬興宮; pinyin: Wàn xìng gōng) adalah kelenteng tertua di Manado yang didirikan pada tahun 1819, kemudian pada tahun 1839 dibangun rumah abu (Kong Tek Su). Pada awal berdirinya kelenteng ini terbuat dari rumah diselingi bambu yang sederhana.

Di tengah kepadatan hunian serta ramainya kendaraan di jalan DI Panjaitan, Kelurahan Calaca, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, terdapat sebuah bangunan dengan warna merah mencolok dengan ciri khas arsitektur China. Bangunan itu adalah Kelenteng Ban Hing Kiong.

Secara etimologi, nama Ban Hing Kiong berasal dari bahasa Tiongkok yang terdiri dari tiga kata, yaitu Ban yang artinya banyak, Hin memiliki arti berkah yang melimpah, sedangkan Kiong dapat dimaknakan dengan Istana. Jadi secara harfiah, nama Ban Hing Kiong dapat dimaknakan sebagai suatu tempat ibadah yang dibangun sebagai istana Tuhan dan memiliki berkah yang melimpah.

Keberadaan kelenteng sendiri tidak lepas dari campur tangan pemerintah Hindia Belanda yang pada waktu itu membangunan pemukiman – pemukiman yang berdasarkan etnis. Ada etnis China, Arab, termasuk Minahasa, gunanya untuk mudah dalam mengontrol. “Jadi dikumpulkan, sehingga kemudian lahirlah apa yang disebut dengan pemukiman khusus warga Tionghoa yang namanya Kampung China di sebelahnya ada kampung Arab ada juga disebut dengan Kampung Tomohon dan ada bantik dan sebagainya,”

Google Map Location:

 

Godbless Park Manado

Godbless Park Manado

Godbless Park merupakan public park yang berada di Kota Manado. Public park (taman) ini sering dimanfaatkan oleh warga Kota Manado untuk olahraga, refreshing, hingga bersantai. Godbless Park juga menjadi tempat berkumpul keluarga, telebih public park ini di desain dengan baik, terawat, penuh dengan tumbuhan sehingga segar, serta di desain minimalis dilengkapi tempat duduk-duduk untuk santai.

Keindahan Yang Tersembunyi di Pulau Dengan Pantai Pasir Putih, Siladen Manado

Keindahan Yang Tersembunyi di Pulau Dengan Pantai Pasir Putih, Siladen Manado

Pulau Siladen, Tujuan Wisata Bahari Berpasir Putih di Manado. Pulau yang menyimpan keindahan alam yang luar biasa.

Jika Anda sedang berkunjung ke daerah Sulawesi Utara, tepatnya di kota Manado Anda pun pastinya tak boleh untuk melewatkan destinasi wisata satu ini. Wisata pulau Siladen ini menjadi salah satu wisata yang harus masuk ke daftar tempat yang wajib untuk Anda kunjungi ketika berada di Manado. Untuk mengetahui keindahan dari pulau satu ini, Anda pun bisa menyimak ulasannya berikut ini.

Pulau Siladen ini merupakan salah satu pulau yang berada di kecamatan Bunaken. Pulau ini tepatnya berlokasi di sebelah timur laut Pulau Bunaken atau berjarak sekitar 8 mil dari pusat kota Manado. Bagi Anda yang ingin mencapai lokasi satu ini, maka Anda pun dapat dengan mudah untuk menempuhnya selama kurang lebih 45 menit dengan menggunakan kapal motor.

Selain itu, pulau ini pun termasuk salah satu pulau yang memiliki luas tanah yang cukup besar yakni mencapai 31,25 hektar. Yang membuat pulau ini menjadi lebih indah dan cocok untuk Anda jadikan destinasi wisata adalah pulau Siladen ini memiliki hamparan pasir putih yang sangat cantikdan mengelilingi hampir seluruh pulau. Tak hanya itu saja, di sepanjang bibir pantai dari pulau satu ini pun juga dikelilingi oleh beragam pepohonan yang akan menambah nuansa sejuk ketika Anda mengunjungi tempat satu ini.

Gunung Tumpa

Gunung Tumpa

 

Destinasi wisata yang bernama Gunung Tumpa ini berlokasi di Kota Manado, Sulawesi Utara. Memiliki ketinggian 750 meter di atas permukaan air laut, gunung ini pun menawarkan pemandangan yang indah dan pesona tersendiri. Meski termasuk ke dalam gunung dengan ukuran yang cukup rendah, namun gunung ini sering digunakan sebagai destinasi para pendaki pemula.

Bahkan banyak pula para pendaki ulung yang mampir ke destinasi ini untuk sekedar menikmati keindahannya. Gunung ini merupakan hutan lindung yang terdiri dari ribuan pepohonan yang didalamnya masih terdapat beragam flora dan fauna eksotis. Bahkan lokasi wisata ini pula ditumbuhi dengan pepohonan kelapa yang kabarnya merupakan perkebunan milik warga setempat.

Berada di lokasi yang cukup strategis, sehingga membuat Gunung Tumpa menawarkan pemandangan berupa landscape kota Manado dari ketinggian. Disini pengunjung bisa menyaksikan deretan bangunan yang berada di kawasan Boulevard dan perbukitan yang memagari kota Manado pada bagian tengah dan selatan, sehingga nampak sangat indah.

Jika Anda melihat arah laut, mata Anda akan langsung tertuju ke berbagai pulau wisata yang berada di teluk Manado. Beragam pulau tersebut diantaranya yaitu Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage, hingga Pulau Lihaga yang berada di Minahasa Utara. Keseluruhan pulau tersebut akan nampak terapung di atas air yang membentengi teluk Manado tersebut.

Copyright © 2025 Wonderful Manado