Arung Jeram Timbukar Manado

Arung Jeram Timbukar Manado

Ayo yang sudah bosan di rumah dan mau healing kita bisa menikmati olahraga yang memacu adrenalin seperti Arung Jeramg Atau Timbukar.

ARUNG JERAM atau White Water RAFTING sekarang sudah bukan hanya milik para penggiat olah raga petualangan saja karena khalayak umum juga sekarang ini sudah bisa menikmati serunya mengarungi sungai dengan menaiki perahu karet dan merasakan sensasinya arung jeram yang memacu adrenalin.
Sungai Nimanga di Desa Timbukar menjadi salah satu primadona wisata unggulan di Minahasa dengan jeram-jeram nya yang menantang untuk di arungi. Sungai Nimanga ini mempunyai karakter sungai yang cukup unik dan sangat berbeda dengan sungai lain dan cukup aman untuk para pemula tentunya. Dengan kombinasi view alam hutan dan perkebunan menambah menariknya kegiatan arung jeram di Desa Timbukar Minahasa.

Berapa jauh dari kota Manado ke tempat start “MANADO RAFTING”?
Dari kota Manado menuju desa Timbukar kec. Sonder kab. Minahasa, dengan menggunakan mobil hanya 1 jam 40 menit. Dalam perjalanan menuju tempat start “MANADO RAFTING” terdapat beberapa tempat menarik sepanjang perjalanan dari Manado, Tomohon, Sonder, dan Tincep; seperti air panas “Lampazu” di Desa Lahendong, industri kerajinan tangan di Desa Leilem, panorama persawahaan sebelum memasuki desa Tincep dan dua air terjun di sebelah kanan (dalam perjalanan menuju Timbukar).

 

Google Map Location:

Bunaken Oasis Dive Resort & Spa

Bunaken Oasis Dive Resort & Spa

Bunaken Oasis Dive Resort & Spa Adalah Salah Satu Luxury Resort Yang berada di Pulau Bunaken. Bunaken Oasis Dive Resort and Spa lokasinya di Liang Beach, Bunaken, Bunaken Kepulauan, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Tak hanya menikmati fasilitas mewah dari resor, para tamu resor ini juga ditawarkan untuk menikmati keindahan laut di Buanaken. Wisatawan bisa melakukan aktivitas snorkeling hingga menyelam.

 

Google Map Location:

 

Gunung Tumpa, Spot Paralayang Menawan di Manado

Gunung Tumpa, Spot Paralayang Menawan di Manado

 

KEINDAHAN Gunung Tumpa yang berada di Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia bahkan di luar negeri. Selain merupakan kawasan konservasi hutan lindung, Gunung Tumpa mulai diperkenalkan sebagai lokasi sport tourism dengan digelarnya berbagai iven internasional olahraga paralayang.

Silahkan Hubungi Kami Jika Anda Ingin Mencoba Attraction Paralayang di Gunung Tumpa

Dibukanya Gunung Tumpa sebagai lokasi sport tourism paralayang ini didukung oleh Pemerintah Kota Manado, tercatat beberapa even paragliding pernah diadakan ditempat ini seperti Internasional Paragliding Accuracy World Cup dan Paragliding International Accuracy Open Flying Manado Fiesta 2018.

Dengan ketinggian sekitar 350 meter di atas permukaan laut, anda bisa melihat bentangan luas laut Sulawesi dengan pulau-pulaunya yang sangat indah, seperti pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, bahkan sampai dengan Pulau Lihaga di Minahasa Utara, belum lagi panorama Kota Manado dari ketinggian yang semuanya tentu akan terasa lebih indah dinikmati di atas paralayang.

Karakteristik Gunung Tumpa yang merupakan salah satu flying side yang ada di Sulut tergolong cukup sulit, karena berada di cerukan berbentuk loyang, dengan thermalnya atau panas bumi yang kuat. Selain itu juga terdapat venturi-venturi kecil karena terdiri dari beberapa bukit-bukit sehingga untuk melakukan landing, setiap pilot akan mengalami cukup kesulitan.

“Perlu mengenal betul karakter Gunung Tumpa bagi pilot yang baru pertama kali terbang di sini. Pilot-pilot dunia pun mengakui bahwa flying side di Gunung Tumpa ini cukup sulit sehingga harus banyak latihan untuk mengenal karakter Gunung Tumpa,” jelas Pilot Paralayang senior asal Sulut, Herry Inyo Rumondor kepada Okezone

Justru dengan karakter seperti itu menurut Inyo menjadi tantangan tersendiri bagi para pilot sehingga ini menjadi daya tarik tersendiri di samping pemandangannya juga yang indah sehingga sekaligus olahraga dan pariwisata bisa dilakukan di Gunung Tumpa.

Keindahan serta ekstremnya lokasi paralayang di Gunung Tumpa ini juga diungkapkan oleh Adrian Dimitru, pilot paralayang asal Rumania. Diakuinya pemandangan dari atas Gunung Tumpa sangat indah. “Manado luar biasa, pemandangan alam sangat indah,” ujar Adrian.

Namun meski tergolong ekstrem, Gunung Tumpa cukup aman untuk pilot pemula, karena mempunyai dua tempat landing, sehingga apabila tidak bisa sampai di bawah, bisa melakukan landing di bagian atas. Selain itu juga, flying side Gunung Tumpa sudah memenuhi syarat dari FASI dan FAI.

“jadi kalau mereka tidak sampai di bawah, di atas ada tempat landing, jadi loncat, tidak sampai di bawah, karena masih pemula, belum bisa mengemudikan parasut, aman, bisa landing di atas,” ujar Ketua FASI Sulut, Kolonel Nav Insan Nanjaya yang juga Komandan Pangkalan Angkatan Udara Sam Ratulangi (Danlanudsri) Manado.

Untuk sampai ketempat ini sekira satu jam dari pusat kota Manado ke arah Kecamatan Bunaken melewati jalan raya Bailang – Tongkeina dengan jarak tempuh sekira 12 kilo meter. Menuju ke lokasi hutan raya gunung tumpa masih harus melewati jalan menanjak sekira 2 kilometer, namun jangan khawatir, jalannya sudah mulus beraspal.

Untuk menuju ke puncak, ada dua jalur jalan yang bisa ditempuh. Jalur sebelah kiri jalannya tidak terlalu menanjak dengan pemandangan laut Sulawesi dengan pulau-pulaunya seperti pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen dan Pulau Lihaga. Sementara jalur sebelah kanan akan terlihat pemandangan Kota Manado, namun jalannya cukup menanjak sehingga bagi pengemudi diharapkan untuk ekstra hati-hati. Jadi, tunggu apalagi, buruan rasakan olahraga sambil berwisata di Gunung Tumpa.

 

Google Map Location:

Rumah Sakit Umum Daerah ODSK

Rumah Sakit Umum Daerah ODSK

Perkembangan jumlah penduduk dan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas serta pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mendorong Pemprov Sulut untuk meningkatkan fasilitas kesehatan yang dimiliki melalui pembangunan RSUD Provinsi Sulawesi Utara Pembangunan RSUD ini sangat penting mengingat Provinsi Sulawesi Utara belum memiliki rumah sakit rujukan provinsi sehingga rujukan pelayanan kesehatan dari RS kabupaten/kota atau 4 (empat) RS rujukan regional akan langsung dirujuk ke RSUP Prof. Dr. RD Kandou yang merupakan rumah sakit rujukan nasional.

Saat meresmikan RSUD “ODSK” Olly mengatakan bahwa Rumah Sakit ini telah dilengkapi dengan sejumlah sarana dan prasarana kesehatan terstandar dan diharapkan bisa memberikan layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat Sulawesi Utara.

Selain untuk sebagai Rumah Sakit untuk masyarakat Sulut, Rumah Sakit ini pun telah dikembangkan dengan kapasitas yang bisa menjangkau layanan kesehatan bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Sulut.

Selain itu, Olly pun mengatakan Rumah Sakit ini akan dikembangkan dengan tambahan layanan fasilitas Rumah Sakit ibu dan anak yang nantinya akan dimanfaatkan untuk pusat edukasi publik dalam upaya mengurangi kasus “Stunting” di Sulawesi Utara.

Rumah Sakit Umum Daerah “ODSK” ini telah didukung dengan sistem informasi manajemen Rumah Sakit atau SIMRS yang lengkap serta didukung dengan layanan Digitalisasi RSUD.

Rumah Sakit tipe B ini diharapkan bisa menjadi Rumah Sakit rujukan Provinsi terutama untuk pasien dari 15 Kabupaten dan Kota se-Sulut.

Salah satu layanan unggulan di Rumah Sakit ini ialah ruang Hemodialisa bagi pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan tindakan medis “Cuci darah”.

 

Google Map Location:

Boulevard B On B, Kawasan Bisnis Tersibuk Di Kota Manado

Boulevard B On B, Kawasan Bisnis Tersibuk Di Kota Manado

Boulevard, adalah nama pusat perdagangan, dibangun di atas lahan hasil reklamasi. Direklamasi oleh 6 pengembang (developer), yang dimulai pada tahun 1995. Panjangnya 4,3 km dengan luas 67 Ha. Mirip kawasan reklamasi Orchard Road di Singapura. Nama yang sebenarnya adalah jalan Pierre Tendean, namun masyarakat menyebutnya Boulevard.

Sejak kehadiran Boulevard, aktivitas masyarakat yang sebelumnya terkonsentrasi di bendar atau pusat kota (eks pasar 45 dan sekitarnya) beralih ke kawasan yang ramai dan padat pengunjung ini. Pemerintah menamainya kawasan B on B (Boulevard on Business). Kawasan ini tidak hanya menjadi pusat perdagangan tersibuk, tapi juga menjadi salah satu eksotisme yang menarik untuk menyaksikan kekhasan sunset menuju peraduannya, menikmati romantisme keindahan birunya laut, dan menghirup udara malam yang semilir segar.

 

Menjelang sore hari ketika berada di Boulevard, suasana sejuk dan menyenangkan sulit diuraikan dengan kata-kata. Warna-warni awan di kaki langit menjelang sore hari, dan ombak kecil berbuih lalu memecah di tengah laut sungguh mengundang decak kagum. Mata seakan tak berkedip menyaksikan keindahan gunung Manado Tua dengan ketinggian 750 meter yang berdiri kokoh di tengah laut; dan terpana menyaksikan pesona pulau Bunaken dan Siladen dengan ketinggian 200 meter, yang tampak bergelombang menuju puncak ketinggiannya.

 

Ke arah darat, mata akan disugukan barisan bukit hijau yang tampak seperti memagari kota Manado.Boulevard merupakan pusat perkembangan kota Manado yang modern. Lokasinya yang strategis menjadi magnet bagi para pelaku bisnis (businessman). Sejak pukul 09.00 sampai malam hari dipadati orang-orang berbelanja maupun yang hanya sekedar menghirup udara segar melepaskan kepenatan tubuh.

Boulevard tidak hanya menjadi objek wisata belanja, tapi juga menjadi lokasi yang menyajikan aneka ragam kuliner, dan merupakan tempat yang ideal untuk menyaksikan keindahan kota Manado pada malam hari. Kawasan Boulevard juga dihiasi dengan sejumlah hotel berbintang, kafe, restoran, toko dan ruko dengan jumlah yang tak terhidung.Pada momen-momen tertentu, sejumlah ruas jalan di kawasan yang menjadi landmark kota Manado ini digunakan untuk kegiatan hiburan masyarakat seperti konser dan pertunjukkan musik.

Pada setiap hari Sabtu, ruas jalan dikawasan berview laut ini dikhususkan untuk kegiatan olah raga seperti joging, jalan kaki, senam dan bersepeda ria.Pada hari Minggu, kawasan belanja yang dipadati pengunjung dari kabupaten/kota se-Sulut dan provinsi terdekat ini berubah lengang. Pusat perbelanjaan, toko, café, rumah kopi dan restoran sekitar 90 persen lebih menghentikan aktivitas bisnisnya. Pada umumnya pemilik dan karyawan melakukan aktivitas kerohanian di rumah ibadah dan yang lainnya melakukan kegiatan weekend.

Kampung Arab, Sejarah Awal Islam di Manado

Kampung Arab, Sejarah Awal Islam di Manado

Kampung Arab Kampung Arab

Perkembangan Islam di Manado awalnya berasal dari saudagar dan ulama asal Yaman.

Di Manado, Sulawesi Utara, kantong-kantong umat Islam terutama terletak di Kampung Arab, Kampung Islam, Kampung Ketang Baru, dan Kampung Ternate Baru. Namun, yang paling ramai adalah Kampung Arab, Kelurahan Istiqlal.

“Bicara perkembangan Islam di Manado, awalnya berkembang dari Kampung Arab. Para penganjur Islam tersebut adalah saudagar dan ulama asal Yaman (Hadramaut). Mereka datang ke Manado tahun 1800-an untuk berdagang sekaligus berdakwah,” ujar mantan Ketua Al Irsyad Wilayah Sulawesi Utara Abdul Azis Wakid kepada Republika.

Kampung Arab merupakan mercu suar Islam di Manado. Di kampung ini, aktivitas umat Islam sangat semarak. Pusat kegiatan itu adalah Masjid Istiqlal, yang berada di tengah-tengah Kampung Arab.

“Setiap hari, masjid ini dipakai untuk sholat berjamaah lima waktu, dari subuh sampai isya,” ujar Ustadz Taha bin Muhammad Bahmid, imam Masjid Istiqlal, saat berbincang.

Ditinjau dari luas wilayah, Kampung Arab relatif kecil. Luasnya hanya 9,2 hektare. “Kampung Arab merupakan kelurahan yang paling kecil di kota Manado, tapi paling besar gaung Islamnya. Masjid Istiqlal merupakan masjid yang paling makmur di Manado,” kata Taha yang didampingi imam lainnya, Haji Ali Assegaf.

Taha menyebutkan, Kampung Arab dihuni sekitar 400 kepala keluarga (KK). Jumlah penduduknya sekitar 3.000 orang. Meskipun namanya Kampung Arab, tidak semuanya merupakan orang-orang keturunan Hadramaut (Arab). Ada juga sebagian orang keturunan non-Arab yang kini tinggal di kelurahan tersebut.

“Saat ini hanya 70 persen orang keturunan Arab yang mendiami Kelurahan Istiqlal,” ujarnya.

Kampung Arab telah melahirkan orang-orang besar dalam pergerakan Islam di Sulawesi Utara (Sulut). “Pimpinan-pimpinan Masyumi, NU, Muhammadiyah di Sulut umumnya berasal dari Kampung Arab,” ujar Taha yang merupakan generasi ketiga saudagar dan ulama asal Hadramaut di Manado.

Ali Assegaf mengatakan, pusat kegiatan umat Islam di Kelurahan Istiqlal berada di Masjid Istiqlal (dulu disebut Masjid Masyhur). “Masjid Masyhur adalah masjid terindah di Manado, bahkan terindah di Indonesia Bagian Timur. Masjid itu dibangun dengan swadaya masyarakat” katanya.

Masjid tersebut, kata dia, berdiri sekitar tahun 1880. Renovasi terakhir tahun 1988, masjid tersebut dibongkar total. “Menurut riwayat, awalnya luas masjid tersebut 16 meter persegi, sekarang menjadi empat lantai dengan kapasitas 2.000 orang,” ujarnya.

Masjid Istiqlal diresmikan Wapres Try Sutrisno pada 1992. Selain merupakan masjid yang paling semarak kegiatan Islamnya, Masjid Istiqlal bertambah harum karena pernah disinggahi banyak sekali tokoh besar.

“Buya Hamka, Kasman Singodimedjo, Muhammad Room, Muhammad Natsir, Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra, Salim Al Jufri, Zainuddin MZ, pernah sholat di Masjid Istiqlal,” ungkap Ali Assegaff.

Kepedulian warga Kampung Arab terhadap umat Islam di Manado sangat besar. Mereka selalu berusaha menolong saudara-saudaranya seagama yang membutuhkan. Untuk itu, mereka antara lain membentuk Yayasan Amal Masjid Istiqlal Manado (YAMIM). Yayasan tersebut bergerak di bidang sosial dan ekonomi. Salah satunya adalah usaha mobil ambulans yang ditujukan membantu warga Muslim Manado yang membutuhkan.

Suasana Islam di Manado makin terasa kental pada hari raya Idul Fitri. Pada hari kedua ada tradisi yang namanya iwad. “Ini merupakan silaturahim langsung masyarakat door to door. Tidak pandang bulu, siapa pun dia, pokoknya 400 rumah harus dimasuki. Acara tersebut berlangsung dari pukul 07.00 sampai pukul 14.00. Tradisi ini hanya ada di Kampung Arab,” ujar Taha.

Source Republica

Copyright © 2025 Wonderful Manado